1/03/2008

My blog has moved! Redirecting…

You should be automatically redirected. If not, visit http://ririaudiya.com/ and update your bookmarks.

Banjir Kiriman dari bogor??

"Seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya, banjir kiriman dari Bogor sudah memasuki Jakarta, Rabu (2/1 dini hari. Akibatnya, beberapa wilayah di Jakarta mulai tergenang air." Kita pasti sudah sering mendengar kata-kata itu, "banjir kiriman dari Bogor". Saya sendiri suka kesel dan kurang setuju dengan kata-kata itu. Bukan karena aku orang Bogor, melainkan kita harus membenarkan kata-kata yang sudah sering digunakan oleh pihak pers.

"Banjir kiriman dari Bogor", apa benar Bogor mengirim banjir? Bukan, Bogor mengirim air, bukan banjir. Dan 'mengirim air' itu sudah hukum alam yang kita pelajari sejak SD, bahwa air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Lebih tepatnya, air mengalir dari pegunungan di Bogor ke laut Jakarta, dengan melalui kota Jakarta.

Lantas kenapa bisa banjir?

Seharusnya air mengalir dengan lancar melintasi sungai Ciliwung, sehingga air dari daerah pegunungan bisa sampai di laut. Coba lihat bagaimana keadaan DAS di sekitar sungai Ciliwung, khususnya di daerah Jakarta.

Penuh, sumpek, begitulah keadaan DAS CIliwung di Jakarta. DAS yang seharusnya ditanami pepohonan pada tepi sungai, malahan digunakan oleh masyarakat untuk membangun rumah. Sudah begitu, apakah masyarakat sekitar DAS mengumpulkan sampah, lalu membuangnya ke tempat sampah? Anda bisa menjawab sendiri.

Tidak cukup karena itu saja, coba lihat kawasan Jakarta Utara yang banyak rawa-rawa, sekarang sudah disulap menjadi perumahan mewah. Penduduk sekitar DAS yang saat ditertibkan menolak, namun saat terkena banjir teriak-teriak.

Ada lagi?

Ya, itu semua benar.

Nah, sekarang siapa yang melakukan itu semua? Orang Bandung kah? Orang Bogor? Bukan, itu semua dilakukan oleh orang Jakarta sendiri. Siapa yang menanam benih, dialah yang menuai hasil.

Lalu, supaya obyektif, kita analisis juga DAS di daerah Bogor. Menurut data dari PU, penggunaan lahan DAS Ciliwung bagian hulu untuk perumahan hanya sebesar 12,33%, sisanya digunakan untuk hutan, kebun campuran, tegalan, sawah, semak belukar, kebun teh, dan hutan campuran. Sedangkan tata ruang Ciliwung bagian tengah bisa dilihat di sini. Disana jelas terlihat bahwa DAS Ciliwung bagian tengah tidak ada yang digunakan untuk pemukiman.

Nah, sekarang apa ada benarnya kata-kata "banjir kiriman dari Bogor"? Ya, kadang ada benarnya. Lihat daerah Puncak, yang seharusnya digunakan untuk daerah resapan sekarang dibangun bangunan-bangunan beton. Aku sendiri kurang tahu tentang tata ruang daerah Puncak. Namun kita semua tahu, siapa sih yang membangun vila-vila di daerah Puncak? Orang Bogor kah? Atau orang Jakarta juga? Sutiyoso yang menggembar-gemborkan pembangunan kanal banjir juga punya vila di daerah Puncak.

Lantas apa untungnya aku mempermasalahkan kata-kata "banjir kiriman dari Bogor"?

Aku hanya ingin mengubah persepsi orang-orang Jakarta akan ungkapan itu. Dengan ungkapan itu, masyarakat secara tidak langsung menganggap bahwa banjir adalah sesuatu yang terjadi setiap tahun dan diluar kuasa mereka. Mereka menganggap bahwa banjir terjadi bukan akibat perbuatan mereka, melainkan terjadi secara alami. Sehingga apabila banjir telah usai, warga Jakarta akan kembali membuang sampah ke sungai, kembali menghancurkan kawasan rawa-rawa, kembali membangun rumah di bantaran sungai.

Mereka tidak ada keinginan untuk mengubah itu semua, karena dipikiran mereka, "Mau bagaimana lagi, banjir dikirim dari Bogor kok. Kita tidak bisa apa-apa."

Labels:

5 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Protes ni yeee ... memang orang Jakarta itu susah dibilanginnya.

January 4, 2008 at 9:18 AM  
Blogger Pribadi said...

Setuju...!!!!
Emang udah hukum alam bahwa air pasti mengalir dari daerah tinggi ke rendah.
Yang patut disalhkan adalah , manusia yang telah merusak alam, sehingga air tidak bisa masuk ke laut dengan mudah, sehingga melebar ke mana-mana

January 4, 2008 at 10:51 AM  
Blogger Chy said...

astaga...jangan saling menyalahkan ters...!!!orang jakarta salahin org bogor...org bogor salahin org jakarta padahal org2 dah kelelap smua..!!!

January 4, 2008 at 9:20 PM  
Blogger RiE said...

@chy
aku bukan menyalahkan masalah banjir. aku mempermasalahkan ungkapan "banjir kiriman"

January 5, 2008 at 5:46 AM  
Blogger fizi said...

setuju!

banjir kok dikirim...

January 11, 2008 at 3:32 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home